Oleh : Rijal Pakne Avisa
Follow Twitter @MotivasiUnik
Direktur PT. KAI (mbuh sopo jenenge kae), dipuji Dahlan Iskan sebagai salah satu direktur yang brilian karena mampu meningkatkan manajemen perkeretaapian.
Betul, jadwal kereta api tak lagi molor, kebersihan gerbong terjaga, tak ada lagi penumpang berjubel nglesot, dan ada disiplin yang ditegakkan polsuska.
Tapi, sintingnya, kebijakan ini juga selaras dengan kebengisan lain: tarif dinaikkan berkali lipat, di beberapa daerah kios pedagang di stasiun dibongkar, pedagang asongan tak boleh masuk gerbang dan (baru-baru ini) tak lagi boleh berkeliaran di stasiun.
Centeng-centeng yang ditugaskan menghalau para pengasong ini adalah polsuska yang masih berusia muda-muda itu. Fisik dan mental mereka diadu berhadapan dengan paklek/mbok pengasong seusia ayah/ibu mereka.
Kelak, tatkala kios di stasiun sudah "bersih" & penjual asongan telah musnah, PT KAI tak lebih dari kartel yang menugaskan pramusaji berkeliling antar gerbong: menawarkan dagangan yang sama dengan para pengasong, hanya saja disodorkan dengan harga mencekik!
-----
Kami, pemudak dan pemudik Indonesia, bersumpah,
berbangsa satu, bangsa Indonesia murah meriah!
Kami, pemudak dan pemudik Indonesia, bersumpah, berbahasa satu, bahasa keselamatan di perjalanan!
Kami, pemudak dan pemudik Indonesia, bersumpah, bertanah air satu, tanah air kampung kelahiran!
---
Ashbahna wa ashbahal mulku Lillah wal hamdu Lillah la syarika lahu! La Ilaha illa Huwa ilaihin nusyur!
sumber link
0 Tanggapan:
Posting Komentar